Lelaki Pakistan datang minta bantuan padanya. Tetapi, ia bilang “I don't have money (Saya tidak punya uang).” Seketika ia pun mendadak sakit keras. Dan baru sembuh ketika bertemu kembali dengan orang itu.
Kisah berikut ini memberikan gambaran kepada kita bagaimana seseorang yang menolak untuk bersedekah, yaitu memberikan bantuan kepada orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan, tiba-tiba mendadak sakit keras. Tubuhnya menggigil akut (demam tinggi) hingga ia tak bisa berjalan. Dan sembuh kembali saat ia bertemu orang itu lagi dan kemudian merubah sikapnya. Kisah ini diceritakan oleh anaknya yang bernama Mutiara Sakinah Lukman (17 tahun), mahasiswi kebidanan di Tangerang, Banten.
Sebut saja namanya Pak Lukman. Ketika ia naik haji, sebenarnya usia sang anak yaitu Mutiara sedang berusia 4 tahun. Karena itu, ia belum mengetahui dan paham betul perihal kondisi sang ayah saat berhaji. Ia baru menyadarinya setelah ayah menceritakannya kembali ketika ia berinjak dewasa. Berarti, sejak ayah naik haji hingga sang anak mengetahuinya, masa itu telah lewat sekitar 13 tahun. Sebuah masa yang cukup panjang tentunya!
Singkat cerita, Pak Lukman tentu sangat bahagia ketika berada di Makkah untuk menunaikan ibadah haji, seperti halnya jamaah haji yang lainnya. Berbagai ritual ibadah haji, baik yang rukun, wajib dan sunnahnya pun berusaha ia lakukan dengan sempurna agar terhindar dari sanksi (dam) dan demi mendapatkan gelar haji yang mabrur.
Namun, meski berbagai upaya telah dilakukan, ada saja hal-hal kecil kadang kita anggap sepele. Hal ini pun terjadi pada Bapak Lukman. Saat shalat di Masjidil Haram untuk melaksanakan ibadah shalat sunnah, tiba-tiba ia didatangi oleh lelaki Pakistan untuk minta bantuan. Lelaki itu beralasan bahwa tiket bisnya hilang sehingga ia tidak bisa pulang, sementara uang di kantongnya tentu saja habis. Karena itu, ia meminta kepada Pak Lukman agar ia berkenan memberikannya bantuan seberapa pun besarnya (seikhlasnya).
Pak Lukman segera merogoh tas kecilnya yang terlilit (menggantung) di leher. Ternyata, ada 252 real. Sebelumnya ia berjanji bahwa sepulang shalat dari Masjidil Haram ia akan jalan-jalan untuk membeli oleh-oleh buat anak-anak dan keluarga di kampung. Karena itu, ia pun tidak jadi memberikan bantuan kepada lelaki Pakistan tersebut. Apalagi, sebelumnya, Pak Lukman kerapkali mendengar cerita tentang kebiasaan lelaki Pakistan yang suka minta bantuan alias mengemis. Maka, Pak Lukman pun bilang kepada orang itu, “I don't have money!” (Saya tidak punya uang).
Mendengar jawaban Pak Lukman demikian, lelaki Pakistan itu pun pergi dan meninggalkannya dalam keramaian Masjidil Haram. Apakah yang terjadi setelah itu? Uang Pak Lukman memang masih utuh, tidak hilang sepeser pun. Tetapi, badannya tiba-tiba menggigil seolah-olah merasakan rasa dingin yang luar biasa (demam akut). Akhirnya, ia pun menyandarkan tubuhnya ke tembok Masjidil Haram sambil mendekap badannya.
Untungnya, dalam kondisi seperti itu, sang teman datang dan mengetahuinya hingga bisa membawanya ke maktab (pemondokan). Sesampainya di tempat, Pak Lukman terus menggigil tubuhnya. Dalam sakitnya, ia sempat tidak habis pikir kenapa sakit keras tiba-tiba mendera tubuhnya. Ia pun terus minum obat-obatan yang memang telah dipersiapkan sejak dari rumah.
Akhirnya, ia pun menemukan “titik permasalahan”-nya. Yaitu, mungkin disebabkan oleh ulahnya saat berada di Masjidil Haram. Akhirnya, ia pun berdoa dan memohon ampun kepada Allah agar Dia berkenan memaafkan segala kesalahannya. Dalam doanya ia pun berjanji bahwa apabila suatu saat dipertemukan kembali dengan lelaki Pakistan itu, maka ia akan merubah sikapnya. Ia akan memberikan apa yang dibutuhkan lelaki itu.
Akhirnya, dalam sakitnya Pak Lukman memaksakan diri untuk pergi ke Masjidil Haram untuk menunaikan ibadah shalat. Atas izin Allah, ia dipertemukan kembali dengan lelaki itu. Bila sebelumnya, lelaki itu berbicara dengan bahasa Inggris, kali ini ia membawa selebaran kertas bertuliskan bahasa Indonesia dengan kalimat yang sama, yaitu minta bantuan karena tiket bis yang mengantarkannya pulang hilang dan ia butuh uang untuk bisa membelinya kembali. Karena Pak Lukman telah mempersiapkan sejak dari maktab, maka ia pun memberikan lelaki Pakistan itu uang sebesar 10 real.
Tiba-tiba saja keajaiban Allah datang setelah itu. Tidak lama setelah Pak Lukman bersedekah kepada lelaki Pakistan itu, sakit kerasnya tiba-tiba berangsur hilang dan akhirnya ia benar-benar sembuh. Ini benar-benar sebuah hal yang tidak bisa dicerna oleh logika dan akal manusia. Padahal, sebelumnya, ia sudah minum obat-obatan, namun penyakit itu tak kunjung hilang juga. Pertanda apakah ini? Ini sebuah tanda bahwa obat itu akan bereaksi tergantung sebabnya. Dalam kasus Pak Lukman, penyebab dirinya sakit adalah ia tidak bersedekah kepada lelaki Pakistan. Maka, obat penyembuhnya pun harus dengan cara bersedekah pula. Dan akhirnya terbukti, setelah ia bersedekah, maka sakitnya tiba-tiba menjadi hilang.
Demikian pengalaman haji yang dialami oleh Pak Lukman. Ia telah merasakan betapa sucinya tanah Makkah dan Madinah itu. Apa yang dipikirkan dan dilakukannya langsung dibalas oleh Allah. Karena itu, hendaklah kita selalu berhati-hati dalam beribadah haji. Hilangkan segala pikiran yang tidak baik selama berada di tanah suci.
Satu hal pelajaran penting dari kisah Pak Lukman adalah bahwa hendaklah kita tidak punya kepentingan apapun saat bersedekah. Meski awalnya kita tahu bahwa orang itu hanyalah seorang pengemis atau peminta-minta, maka sebaiknya kita berikan bantuan saja kepadanya berapa pun nilainya. Karena Pak Lukman menganggap lelaki Pakistan itu mungkin seperti pengemis kebanyakan lainnya, yang hanya berpura-pura hilang tiket bisnya, akhirnya ia pun tak jadi bersedekah. Padahal, persoalan ia berpura-pura jadi pengemis atau tidak, kita serahkan saja kepada Allah. Dia yang akan membalasnya. Tugas kita hanyalah berbagi kepada sesama. Toh, kebaikannya akan kita rasakan pula.
Sebaliknya, musibah pula yang akan dirasakan oleh lelaki Pakistan itu, jika memang ia berbohong dengan mengaku-aku sebagai jamaah haji yang sedang kehilangan tiket bisnya. Dan kalau pun benar ia sedang membutuhkan pertolongan, maka Allah pula yang akan memberikan jalan keluarnya. Salah satunya, ia dipertemukan dengan lelaki bernama Pak Lukman, yang kemudian memberikannya uang 10 real kepadanya.
Semoga kisah ini bisa memberikan pelajaran berharga buat kita semua. Amien!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar